Sunday 23 October 2011

Simoncelli Juara di Sepang, Tewas di Sepang



Perjalanan karier Marco Simoncelli di kelas primer motor grand prix tak panjang. Ia tewas saat melakoni balapan di sirkuit Sepang, tempat di mana ia pernah memastikan dirinya menjadi seorang juara dunia.

Simoncelli, 24, meninggal setelah terjatuh dari sepeda motornya di lap kedua MotoGP Malaysia, Minggu (23/10/2011), setelah ia kemudian dihantam oleh pembalap lain yang melaju kencang di belakangnya, yakni Colin Edwards.

Ia sempat dilarikan ambulans ke rumah sakit, tapi jiwanya tak tertolong. Ketika insiden mengerikan itu terjadi, helmnya sampai terlepas dari kepalanya. 

Kematian rider tim San Carlo Gresini Honda itu adalah yang terburuk di MotoGP semenjak Daijiro Katoh, yang pembalap Gresini, tewas karena cedera dari seri Jepang 2003. September musim lalu, pembalap dari kelas Moto2, yaitu Showa Tomizawa, juga kehilangan nyawa di lintasan balapan.

Yang tak kalah mengejutkan, baru seminggu terjadi kecelakaan di dunia balapan yang menewaskan seorang pesertanya, yaitu Dan Wheldon, dari ajang British IndyCar di Las Vegas.

Simoncelli sesungguhnya sedang merajut karier yang cerah di MotoGP, setelah musim lalu finis nomor delapan, menyelesaikan 16 dari 18 lomba di tahun tersebut.

Di musim ini ia membuktikan prediksi banyak orang bahwa dirinya akan menjadi salah satu pembalap yang layak diperhitungkan. Buktinya, dia mampu finis kelima di seri pembuka di Qatar, juga di Prancis dan Italia. Ia meraih podium pertamanya saat menjadi pembalap tercepat ketiga di Republik Ceko.

Simoncelli semakin stabil ketika berturut-turut menduduki tempat keempat di seri San Marino, Aragon, dan Jepang. Di seri ke-16 di Phillip Island, Australia, ia berhasil mencapai prestasi tertingginya, yaitu menjadi runner up (di belakang Casey Stoner).

Di samping talentanya yang menjanjikan, pria yang nyentrik dengan rambut kribonya itu juga kerap menyulut kontroversi. Gaya membalapnya dianggap "serampangan", lebih dari sekadar berani, dan beberapa kali dinilai membahayakan pembalap lain. 

Salah satu aksinya yang paling berbahaya adalah saat bersenggolan dengan Dani Pedrosa di Le Mans. Pedrosa cedera tulang selangka, dan ia dijatuhi ride-through penalty. Awalnya Simoncelli mengelak disalahkan atas tabrakan itu, tapi kemudian mengakui bahwa dirinya perlu melakukan refleksi pada gaya membalapnya.

Sebelum pindah ke MotoGP, Simoncelli pernah menjadi juara Eropa di kelas 125cc. Ia masuk level Grand Prix pada tahun 2002 bersama Aprilia di kelas 125cc. Prestasinya selalu naik: dari finis nomor 33 menjadi 21, 11, dan lima besar di tahun 2005.

Di tahun 2006 Si Kribo direkrut Gilera ke kelas 250cc, dan di musim 2008 ia berhasil menjadi juara dunia. Kepastiannya merengkuh titel itu diperoleh saat ia finis nomor tiga pada balapan di Sepang. 

Di Sepang pula Simoncelli "berkenalan" dengan MotoGP, sebagai pembalap baru Honda di musim 2010. Di sirkuit itu ia dua kali terjatuh dalam ujicoba resmi. Insiden yang kedua sampai merusakkan helmnya. 

Dan hari ini, Minggu (23/10/2011), Simoncelli kembali ke Sepang tapi untuk "berpamitan" pada penggemarnya dan fans MotoGP. Ia meninggal dunia dalam kecepatan tinggi.

Have a nice ride to heaven, Marco.
http://www.detik.com/

Monday 17 October 2011

Kue Lompong dari Kutoarjo

Sore-sore pulang dari Jogja, di meja makan melihat bermacam-macam kue. Yang membuat saya tertarik untuk mendekatinya adalah kue yang terbungkus dari "klaras" kalau dalam bahasa indonesia "daun pisang kering". Ternyata itu adalah Kue Lompong. Setelah pembungkusnya dibuka, terlihat wujud asli kue tersebut yang berwarna hitam. Yang ada dalam pikiran, kalau warna hitam biasanya rasanya pahit. Namun setelah dicicipi, rasanya tidak seburuk pembungkus dan warna hitam kuenya. 

Dari hal itu kemudian saya cari referensi di Google, dan menemukan artikel di bawah ini:
"Kue Lompong, adalah salah satu panganan legendaris khas dari purworejo. Kue yang rasanya legit ini, terbuat dari campuran tepung ketan dengan talas. Kata lompong sendiri adalah sebutan lokal untuk Talas. Di Purworejo dan khususnya Kutoarjo, tak banyak yang menjual makanan ini, salah satunya adalah Kue Lompong King yang ada di Kutoarjo. Kue lompong ini dijual secara rumahan dengan pintu setengah terbuka dan telah dilakukan secara turun-temurun tiga generasi. Yang unik adalah, 2 penjual yang sempat saya temui adalah keluarga Tionghoa. Entah apakah ditempat lain ada kue sejenis dengan nama yang beda."
"Untuk meramunya, pilihlah Talas yang bagus untuk diambil bagian tengahnya, diiris tipis-tipis lalu dijemur hingga kering seperti kerupuk. Tumbuk kemudian talas yang kering tadi hingga menjadi tepung, lalu campur dengan tepung ketan dan gula. Adonan kemudian dibentuk, untuk isinya biasanya menggunakan campuran kacang tanah yang ditumbuk dengan gula merah, ada juga yang mengganti kacang dengan kelapa sangrai. Selepas adonan siap, maka ia akan dibungkus dengan daun pisang kering atau Klaras. Kue kemudian di kukus sampai matang."

"Kue ini sanggup bertahan selama sekitar seminggu sampai 10 hari, namun demikian karena kue ini sifatnya cepat keras, maka untuk menghidangkannya (kembali) kita harus mengukusnya dulu. Kue ini sekarang dijual dengan harga antara 2000-3000 rupiah perbijinya. Kebetulan pak Bondan juga sudah sempat mampir disana, saya sempat melirik fotonya sebagai salah satu memorabilia di tembok yang sesungguhnya penuh foto-foto keluarga. Jadi, jangan lupa mengetuk pintu Kue Lompong King yang ada di jalan utama Kutoarjo jika anda kebetulan lewat."
 Nb:

  • Warna Hitam dari kue lompong berasal dari jerami yang dibakar, seperti halnya pada Dawet Ireng yang juga khas dari Purworejo.
  • Alamat tokonya berada di jalur utama Kutoarjo-Kebumen, tepatnya di sebelah timur Mako Brimob/ Plasa Telkom Kutoarjo (Selatan jalan)
Lihat juga yang Khas dari Purworejo:



Thursday 13 October 2011

LEBAH MADU KEMAMPUAN ARSITEKTUR SUPERIOR

Di saat lebah  membuat segi enam yang membentuk sudut tepat 109 derajat dan 28 menit, ia akan membutuhkan kompas dan alat untuk menyusun kotak - kotak untuk menghasilkan ukuran berbagai sudut dan keteraturan yang diperlukan untuk merancang sudut yang menentukan bentuk ini. Dengan tidak adanya alat tersebut, kemungkinan terjadi kesalahan serta kebutuhan untuk membuat berbagai penyesuaian dan beberapa segi enam yang baru. Semua ini mungkin akan memakan waktu yang cukup lama. Walaupun ini merupakan hal yang sulit bagi manusia, yang memiliki nalar dan kesadaran tetapi hal ini dapat dilakukan oleh lebah madu, yang tidak memiliki nalar atau kesadaran, dengan cara yang sempurna dan terus menerus tanpa menggunakan kompas atau menyusun kotak-kotak. Semua lebah membangun sisir mereka dengan membentuk sudut yang sempurna. Meskipun ada ratusan lebah di dalam sarang mereka, tapi tidak ada sudut yang menyimpang dari 109 derajat dan 28 menit dan 70 derajat dan 32 menit ketika menghasilkan madu mereka. Sisir dibangun dengan membawa di tepi mereka membentuk sudut sebesar 13 derajat, yang mencegah madu supaya tidak mengalir keluar.
Jika Anda berdiri di dekat sarang madu, Anda akan melihat semua lebah terbang di sekitarnya. Namun mereka semua juga merupakan ahli matematika yang tahu di mana harus meletakkan dan membawa lilin dengan membentuk sudut tegak lurus. Bagaimana mungkin? Adalah Allah SWT, yang memiliki kekuatan yang tak terbatas, yang menciptakan makhluk dengan mengunakan kemampuan yang superior dan yang memberikan inspirasi pengetahuan dalam diri mereka.
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit dan pohon-pohon kayu dan juga di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari setiap jenis buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu, yang telah dimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu keluar minuman yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al-Nahl, 68-69).

source: http://us1.harunyahya.com

Sunday 9 October 2011

Tips Mengatasi Sengatan Lebah


Alat penyengat lebah (ovirpasitor) merupakan alat pertahanan pada bagian belakang tubuh lebah betina. Ketika lebah menyengat, alat penyengat dan kantung racun tertinggal (lebah madu yang mati setelah menyengat) di tubuh korban, adapula yang tidak tertinggal (golongan hymenoptera) dan dapat digunakan menyengat lagi.
Zat racun lebah (fosfolipase, histamin, hialuronidase, norepinefrin, mellitin) akan merangsang keluarnya histamin yang menimbulkan 2 jenis reaksi, yakni:
1. Gejala Lokal
  • Rasa terbakar dan nyeri di tempat sengatan
  • Pembengkakan (edema)
  • Gatal (urtikaria, pruritus)
  • Benjolan merah (eritematus)
2. Gejala Menyeluruh (sistemik) *0,4-0,8 %*
  • Merah (angioedema) dan gatal (urtikaria) seluruh tubuh
  • Pembengkakan saluran nafas yang dapat menimbulkan gangguan pernafasan
  • Syok anafilaktif.
Gejala yang menyeluruh (gejala sistemik) dapat menimbulkan reaksi berat bahkan fatal beberapa saat setelah mengalami sengatan.
Bagaimana menganggulanginya ? Berikut ini adalah Tips mengatasi sengatan lebah:
Untuk mengatasi gejala lokal:
  1. Kompres daerah sengatan menggunakan es (kantung es)
  2. Beri obat golongan antihistamin untuk menguragi gatal ( misalnya:loratadine 10 mg 1×1, Terfenadine 60 mg 2×1, mebhydrolin napadisilate 50 mg 3×1, chlorpheniramine maleate 4 mg 3×1, cetrizine diHCl 10 mg 1×1,fexofenadine HCl 60 mg 1×1, dll )
  3. Beri pereda sakit. Bila rasa sakit belum berkurang, dapat diberi suntikanlidokain 2% atau kombinasi lidokain 2% dan triamsinolon diasetat.
Untuk mengatasi gejala menyeluruh (sistemik).
  1. Beri suntikan epinefrin 0,3-0,5 cc secara subkutan (di bawah kulit) dan dapat diulang 10 menit jika diperlukan. Untuk kasus yang berat, suntikan dapat diulang selama beberapa hari.
  2. Beri kortikosteroid.
  3. Beri antihistamin. Dapat juga diberikan kombinasi kortikosteroid dan antihistamin.
  4. Desensitisasi. Langkah ini ditempuh untuk orang-orang yang dalam kesehariannya beresiko tersengat lebah, misalnya: para pekerja ternak lebah.
    Mengobati Sengatan Lebah dengan Tembakau
    Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat.

    Berikut tahap-tahap dalam menjadikan tembakau sebagai obat bagi sengatan lebah yang manjur dan efektif serta tanpa efek samping:
    • Pencet kira-kira 0,5 cm ujung tembakau pada rokok dan keluarkan sedikit tembakau pada bagian itu.
    • Basahi serpihan tembakau dengan air. Lalu letakkan di sebuah handuk kecil yang sebelumnya telah dibasahi dengan air hangat.
    • Taruh handuk tersebut di bagian tubuh yang tersengat lebah. Lakukan itu sambil berbaring atau pilihlah posisi yang nyaman.
    • Teruskan saja mengompres hingga rasa panas mereda.

Saturday 8 October 2011

LABA-LABA: SANG INSINYUR AHLI


Setiap orang telah menjumpai makhluk mungil yang disebut laba-laba berkali-kali dalam hidupnya, baik di rumah, di pedesaan, atau di kebun. Tapi, makhluk kecil ini hanya menarik perhatian serius segelintir orang saja, padahal ia adalah salah satu wujud kesempurnaan ciptaan Allah. Kita perlu mengamati laba-laba ini sedikit lebih dekat untuk melihat kesempurnaan ini.
 
Benang yang Lebih Kuat dari Baja
 
Yang pertama kali terlintas dalam benak seseorang ketika berpikir tentang laba-laba adalah jaringnya. Ia merupakan keajaiban desain yang memiliki rancangan tersendiri, beserta perhitungan teknik yang menyertainya. Jika kita memperbesar laba-laba menjadi seukuran manusia, jaring yang dianyamnya akan memiliki tinggi sekitar seratus lima puluh meter. Ini sama tingginya dengan gedung pencakar langit berlantai lima puluh.
 
Andaikan laba-laba sedemikian besar sehingga mampu membuat jaring dengan lebar lima puluh meter, maka jaring ini akan mampu menghentikan pesawat jumbo jet. Jika demikian, bagaimana laba-laba mampu membuat jaring dengan sifat ini? Agar dapat melakukan hal ini, ia pertama kali harus menggambar rancangannya, persis seperti seorang arsitek. Sebab, struktur arsitektural dengan ukuran dan kekuatan seperti ini, mustahil dilakukan tanpa sebuah perancangan. Setelah rancangan dipersiapkan, laba-laba perlu menghitung seberapa besar beban-beban yang akan menempati posisi-posisi tertentu pada jaring, persis layaknya insinyur konstruksi. Jika tidak, jaring ini pasti akan runtuh.
 
Jika seseorang mengamati bagaimana laba-laba membangun jaringnya, akan ia temukan sebuah keajaiban yang nyata. Pertama-tama, laba-laba melempar benang yang dipintalnya ke udara, lalu aliran udara ini membawanya ke tempat tertentu di mana ia menempel. Lalu pekerjaan konstruksi dimulai. Perlu satu jam atau lebih untuk menganyam sebuah jaring.
 
Mulanya, laba-laba menarik benang jenis kuat dan tegang dari titik pusat ke arah luar guna mempersiapkan kerangka jaringnya. Ia lalu menggunakan benang jenis kendor dan lengket untuk membuat lingkaran dari arah luar ke dalam. Dan kini perangkap itu telah siap.
 
Benang yang digunakan laba-laba sama ajaibnya dengan jaring itu sendiri. Benang laba-laba lima kali lebih kuat dari serat baja dengan ketebalan yang sama. Ia memiliki gaya tegang seratus lima puluh ribu kilogram per meter persegi. Jika seutas tali berdiameter tiga puluh sentimeter terbuat dari benang laba-laba, maka ia akan mampu menahan berat seratus lima puluh mobil.
 
Ilmuwan menggunakan benang laba-laba sebagai model ketika membuat bahan yang dinamakan Kevlar, yakni bahan pembuatan jaket anti peluru. Peluru berkecepatan seratus lima puluh meter per detik dapat merobek sebagian besar benda yang dikenainya, kecuali barang yang terbuat dari Kevlar. Tetapi, benang laba-laba sepuluh kali lebih kuat daripada kevlar. Benang ini juga lebih tipis dari rambut manusia, lebih ringan dari kapas, tapi lebih kuat dari baja, dan ia diakui sebagai bahan terkuat di dunia.
 
Baja termasuk material paling kuat yang tersedia bagi manusia yang diproduksi dengan sarana industri berat, menggunakan besi, dan dalam tungku bertemperatur ribuan derajat. Ia didesain khusus agar berdaya tahan tinggi, dan digunakan pada konstruksi lebar, bangunan tinggi, dan jembatan. Laba-laba menghasilkan material yang lima kali lebih kuat dari baja, padahal ia tak memiliki tungku pembakaran dan teknologi apapun. Ia adalah makhluk mungil yang tak mampu berpikir. Sungguh suatu keajaiban bahwa makhluk kecil ini mampu menghasilkan benang yang lebih kokoh dari baja, dan menggunakannya untuk membuat bangunan dengan cara yang sama seperti para arsitek dan insinyur.
 
Dinopsis: Sang Ahli Pembuat Perangkap
 
Orang umumnya berpikir bahwa laba-laba adalah makhluk yang menggunakan jaring untuk menangkap mangsa. Namun, spesies yang disebut Dinopis ini tidak menunggu mangsanya terperangkap dalam jaring, tapi ia membuat perangkap bergerak. Ia membuat benang khusus dengan membuat dua ratus gulungan per menitnya. Ia lalu merangkaikan benang-benang ini dengan mengikuti suatu pola yang cerdas. Dengan cara ini, sebuah perangkap mematikan pun kini telah siap.
 
Ia menunggu di tempat yang sering dilalui serangga untuk menyergapnya. Matanya yang tajam mampu melihat gerakan paling lemah sekalipun. Ia lalu membungkus mangsanya dalam jerat khusus. Laba-laba menangkap lebih dari satu mangsa dalam semalam, dan menganyam jaring yang berbeda untuk setiap mangsa. Jaring ini sungguh merupakan keajaiban desain. Mangsa yang tertangkap tidak berkesempatan untuk lolos.
 
Laba-laba Dinopsis yang baru lahir telah mampu menganyam jaring mungil. Bayi laba-laba ini sudah menjadi insinyur semenjak ia lahir ke dunia. Kehadiran sejumlah laba-laba muda di tempat sempit dapat menimbulkan sedikit masalah, namun pada akhirnya, segalanya mulai membaik. Bayi laba-laba ini akan segera meninggalkan induk mereka untuk membangun sarang mereka sendiri.
 
Bolas: Sang Ahli Kimia
 
Metode berburu Bolas adalah satu lagi keajaiban penciptaan. Laba-laba ini menggunakan metode yang unik untuk menarik perhatian mangsanya, yakni ngengat jantan. Ia pun membuat benang yang lebih kuat dari baja dalam tubuhnya. Benang ini terbungkus oleh butiran-butiran lengket.
 
Ia mengulurkan benangnya dari sebuah pohon layaknya tangkai pancing, melemparkan tali pancing lalu menunggu dengan sabar, persis seperti pemancing. Laba-laba ini memiliki tipuan cerdik untuk menarik perhatian mangsanya. Ngengat betina mengeluarkan hormon feromon untuk menarik ngengat jantan kepadanya. Laba-laba meniru memproduksi aroma ini dan meletakkannya di bagian ujung perangkap. 
Ngengat jantan tergoda mendekati perangkap tersebut. Ketika ngengat mendekat, laba-laba segera menggerakkan benang layaknya sebuah jerat. Dengan rangcangan perangkap ini, ia berhasil menangkap mangsanya.
 
Feromon memiliki formula kimia yang khas, dan hanya ditemukan pada ngengat betina. Kita harus melewati serangkaian tahapan percobaan dalam laboratorium kimia modern jika ingin membuat bahan kimia yang sama.
 
Jika kita beranggapan bahwa laba-laba menggunakan kecerdasannya sendiri untuk membuat hormon ini, maka ia harus mengikuti tahapan yang sama. Pertama, ia harus mendapatkan ngengat betina dan belajar bagaimana sang betina ini menarik perhatian ngengat jantan. Lalu ia harus mengambil sampel feromon dari ngengat betina. Ia harus mempelajarinya, dan melakukan berbagai uji laboratorium terhadap formula kimia yang ia temukan. Kemudian ia harus melekatkan zat kimia yang dibuatnya pada ujung tali jeratnya. Namun, laba-laba mungil ini tidak memiliki kecerdasan untuk melakukan pekerjaan seperti ini, apalagi keahlian dan laboratorium kimia.
 
Jadi, bagaimana laba-laba ini mampu meniru membuat feromon, layaknya seorang ahli kimia? Bagaimana ia berpikir untuk menempelkannya diujung benangnya? Pertanyaan-pertanyaan ini menghantarkan kita pada kebenaran yang nyata. Zat kimia feromon, ngengat betina yang memproduksinya dan laba-laba yang menggunakannya untuk berburu, kesemuanya diciptakan oleh Allah. Contoh ini, sekali lagi menunjukkan kesempurnaan ciptaan Allah, Penguasa seluruh alam, dan semua makhluk hidup di dalamnya. Laba-laba muda
Bolas telah mampu membuat tali jeratnya yang pertama kali. Laba-laba ini bahkan lebih kecil dari ujung jari Anda, dan jeratnya lebih kecil dari kepala jarum.
 
Trapdoor: Si Ahli Pembuat Sensor
 
Satu spesies lain yang menggunakan teknik sangat cerdas untuk menangkap mangsanya adalah Trapdoor. Berbeda dengan laba-laba lain yang menggunakan jaring, spesies ini menyerang dari dalam tanah. Mula-mula ia menggali liang dalam tanah, kemudian membuat penutup melingkar untuk sarangnya dengan menggunakan benang dan tanah. Ia menempelkan salah satu tepi penutup ini ke tanah seperti engsel.
Ia merentangkan benang-benang ke arah luar dari sarangnya, lalu menyamarkan benang dan pintu masuk ke sarang dengan tanah atau dedaunan. Sistem ini menjadikannya mampu merasakan getaran paling lemah di luar sarangnya, dan langsung menyergap sumber getaran tersebut.
 
Perangkap yang telah selesai dibuat, dan telah siap digunakan, sama sekali tersamarkan. Dengan demikian, serangga yang mendekatinya tidak merasa curiga, hingga akhirnya ia menjadi mangsa bagi laba-laba. Tapi, bagaimana laba-laba yang tak mampu berpikir dan bernalar, memiliki ide untuk membuat perangkap, dan kemudian menempatkan sensor sensitif di bagian luarnya. Siapakah yang mengajarinya menyembunyikan sarang dengan menyamarkannya seperti bunga di atas tanah? Dan yang lebih menarik lagi adalah kenyataan bahwa setiap laba-laba yang lahir mengetahui teknik berburu dari jenisnya.
 
Tak diragukan lagi, ini adalah bukti bahwa laba-laba diberi ilham agar dapat membuat jaring dan membangun perangkap. Dialah Allah, Tuhan Seluruh Alam, yang menciptakan makhluk-makhluk ini dengan perilaku mereka yang mengagumkan, dan mengilhami mereka tentang apa yang mereka kerjakan.

BAGAIMANA KUPU-KUPU MENEMUKAN JALANNYA?


Dalam zona beriklim sedang, ada beberapa daerah di mana terdapat bunga-bunga bagi kupu-kupu untuk menghisapnya, sehingga serangga indah yang kecil ini harus bermigrasi untuk mencari makanannya yang terbaik. Mereka akan terbang dalam garis lurus ke padang rumput yang berbunga-bunga, tapi setibanya di sana mereka mengubah perilaku mereka dan bertindak seolah-olah mereka tinggal di sana. Mereka menghisap bunga-bunga, berkawin, dan yang betina akan bertelur. Tapi hidup mereka yang indah di padang rumput hanya berlangsung dalam waktu yang singkat. Dalam beberapa menit atau beberapa hari,kupu-kupu meninggalkan padang pasir.

Kupu-kupu bermigrasi hanya pada waktu-waktu terpanas di siang hari dan hanya ketika matahari bersinar. Ketika matahari berada pada saat yang paling cerah, mereka membentangkap sayap ke sudut cakrawala. Sebagai sudut perubahan Matahari, mereka mempertahankan sudut yang sama kea rah cakrawala. Karena sudut ini tetap konstan, arah mereka bergerak sekitar 15 derajat dalam satu jam. Namun tidak seperti spesies sedang, kupu-kupu tropis tidak mengubah arah migrational mereka sepanjang hari.
Seekor kupu-kupu menuju ke arah timur pada pagi hari masih akan terbang ke timur saat malam tiba. Pada awal perjalanan, mengambil arah dari Matahari, tetapi tidak berikutnya yang kemudian mengikuti arah perubahan posisi matahari. Akibatnya, kupu-kupu harus tahu tentang perubahan posisi Matahari, dan jika ia mengubah arahnya sendiri, ia akan tiba di tempat yang salah. Ia juga harus tahu tujuan yang benar atau salah untuk dirinya sendiri, dan arah mana yang akan ditempuh dengan benar. 

Setiap kupu-kupu memiliki semua pengetahuan ini, tetapi dengan sendirinya, pengetahuan ini tidak cukup. Setiap kupu-kupu harus mengevaluasi hal ini dalam hubungannya dengan lokasi dan membuat keputusan. Tentu saja tidak rasional untuk berpikir bahwa semua ini tergantung pada sebuah kemampuan kupu-kupu kecil untuk menilai. Kenyataannya adalah bahwa Allah telah menciptakan semua karakteristik yang mereka butuhkan untuk melanjutkan kelangsungan hidup merek. Bahkan kompas saku yang paling tahan lama pun akan kehilangan sensitivitasnya dari waktu ke waktu karena efek elektromagnetik. Namun, kemampuan pencarian arah yang dimiliki kupu-kupu kecil ini,adalah sebuah aspek penting dari kehidupan mereka, tidak rusak oleh pengaruh eksternal dan tidak membiarkan mereka jatuh di tengah-tengah perjalanan mereka. Allah telah menciptakan semua bentuk kehidupan yang sempurna. Dalam sebuah ayat Al Qur'an, Allah mengungkapkan hal berikut mengenai makhluk-makhluk ciptaan-Nya:

Allah menciptakan setiap binatang dari air. Sebagian dari hewanitu berjalan di atas perutnya, sebagian berjalan dengan dua kaki, dan sebagian dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. An-Nur, 45)

Source: http://us1.harunyahya.com

TANAMAN, GURU BESAR MATEMATIKA


Beberapa tanaman “memperhitungkan" bahwa struktur Aerodinamis cocok untuk penyebaran serbuk sari oleh angin, dan setiap generasi berikutnya menggunakan cara yang sama. Sedangkan tanaman yang Lain "memahami" bahwa mereka tidak akan cukup dengan memanfaatkan angin dan, untuk alasan ini, mereka menggunakan serangga untuk membawa serbuk sari mereka. Mereka "tahu" bahwa mereka harus dapat menarik serangga kepada mereka untuk dapat berkembang biak, dan mencoba berbagai cara untuk menarik para serangga. Mereka secara khusus mengidentifikasi hal yang disukai serangga.

Setelah menemukan nektar dan aroma yang efektif untuk serangga, mereka menghasilkan aroma dengan berbagai proses kimiawi dan memberikan hasil produksinya ketika mereka telah menetapkan waktu yang tepat untuk melakukannya. Mereka mengidentifikasi rasa dalam nektar yang akan disukai oleh serangga dan keseluruhan dari zat-zat di dalamnya, dan memproduksi sendiri. Jika bau dan nektar tidak cukup untuk menarik serangga kepada mereka, mereka memutuskan untuk mencoba metode lain, dan, agar sesuai dengan situasi ini, yaitu dengan cara "meniru dan mengimitasi".
Lebih jauh lagi, mereka "menghitung" volume serbuk sari yang akan mencapai tanaman lain dengan spesies yang sama dan juga jarak yang harus dilakukan untuk melakukan perjalanan, dan atas dasar ini, mereka menghasilkan serbuk sari dalam jumlah yang paling sesuai dan pada. Saat yang paling tepat . Mereka "berpikir" tentang kemungkinan-kemungkinan yang mungkin mencegah serbuk sari mencapai sasarannya dan "mengambil tindakan" terhadap hal tersebut. Tentu saja, skenario seperti itu tidak akan pernah menjadi kenyataan: pada kenyataannya, skenario seperti ini di luar dari aturan logika.

Tidak ada strategi tersebut di atas dapat dibuat oleh tanaman biasa, karena tanaman tidak bisa berpikir, tidak dapat menghitung waktu, tidak dapat menentukan ukuran dan bentuk, tidak dapat menghitung kekuatan dan arah angin, tidak dapat menentukan sendiri jenis teknik itu akan perlu untuk pembuahan, tidak dapat berpikir bahwa ia akan memiliki untuk menarik serangga itu belum pernah dilihat, dan lebih jauh lagi, tidak bisa memutuskan metode apa yang akan harus dilakukan dengan salah satu atau dari semua cara tersebut.
Tidak peduli berapa banyak rincian yang berkembang, dari pendekatan apa kepada subjek yang digunakan, dan logika apa yang digunakan, kesimpulan bahwa ada sesuatu yang luar biasa dalam hubungan antara tanaman dan hewan tidak akan pernah berubah.

Para Makhluk hidup ini diciptakan secara serasi satu dengan yang lainnya. Sistem sempurna yang saling menguntungkan ini menunjukkan kepada kita bahwa kekuatan yang menciptakan baik bunga dan serangga mengetahui kedua jenis makhluk hidup tersebut dengan sangat baik, dan mengetahui semua kebutuhan mereka, dan menciptakan mereka untuk saling melengkapi satu sama lain. Kedua makhluk hidup adalah karya daripada Tuhan semesta alam, Allah Swt, yang mengetahui mereka dengan sangat baik, yang dengan tanpa terkecuali mengatahui segalanya. Mereka dibebankan dengan menggambarkan kebesaran Allah, kekuasaan-Nya Yang Maha Tinggi, dan seni tanpa cela-Nya kepada Manusia.

Tanaman tidak memiliki pengetahuan tentang eksistensi mereka sendiri, begitu juga cara untuk menjalankan kemampuan luar biasa mereka, karena hal tersebut berada di bawah pengendalian Allah SWT, yang merencanakan setiap kemampuan tersebut, yang menciptakan segala sesuatu di alam semesta, dan yang terus menciptakan setiap saat. Kebenaran ini diberitakan kepada kita oleh Allah SWT dalam Al Qur'an: 
Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada Nya. (QS. Ar-Rahman; 6)

Source: http://us1.harunyahya.com

Thursday 6 October 2011

KEAJAIBAN HUJAN



Hujan merupakan salah satu perkara terpenting bagi kehidupan di muka bumi. Ia merupakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan aktivitas di suatu tempat. Hujan–yang memiliki peranan penting bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia–disebutkan pada beberapa ayat dalam Al-Qur’an mengenai informasi penting tentang hujan, kadar dan pengaruh-pengaruhnya.
Informasi ini, yang tidak mungkin diketahui manusia di zamannya, menunjukkan kepada kita bahwa Al-Qur’an merupaka kalam Allah. Sekarang, mari kita kaji informasi-informasi tentang hujan yang termaktub di dalam Al-Qur’an.
Kadar Hujan
Di dalam ayat kesebelas Surat Az-Zukhruf, hujan dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam “ukuran tertentu”. Sebagaimana ayat di bawah ini:
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az-Zukhruf, (43):11)
“Kadar” yang disebutkan dalam ayat ini merupakan salah satu karakteristik hujan. Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah siklus seimbang menurut “ukuran” tertentu.
Pengukuran lain yang berkaitan dengan hujan adalah mengenai kecepatan turunya hujan. Ketinggian minimum awan adalah sekitar 12.000 meter. Ketika turun dari ketinggian ini, sebuah benda yang yang memiliki berat dan ukuran sebesar tetesan hujan akan terus melaju dan jatuh menimpa tanah dengan kecepatan 558km/jam. Tentunya, objek apapun yang jatuh dengan kecepatan tersebut akan mengakibatkan kerusakan. Dan apabila hujan turun dengan cara demikian, maka seluruh lahan tanaman akan hancur, pemukiman, perumahan, kendaraan akan mengalami kerusakan, dan orang-orang pun tidak dapat pergi keluar tanpa mengenakan alat perlindungan ekstra. Terlebih lagi, perhitungan ini dibuat untuk ketinggian 12.000 meter, faktanya terdapat awan yang memiliki ketinggian hanya sekitar 10.000 meter. Sebuah tetesan hujan yang jatuh pada ketinggian ini tentu saja akan jatuh pada kecepatan yang mampu merusak apa saja.

Namun tidak demikian terjadinya, dari ketinggian berapapun hujan itu turun,  kecepatan rata-ratanya hanya sekitar 8-10 km/jam ketika mencapai tanah. Hal ini disebabkan karena bentuk tetesan hujan yang sangat istimewa. Keistimewaan bentuk tetesan hujan ini meningkatkan efek gesekan atmosfer dan mempertahankan kelajuan tetesan-tetesan hujan krtika mencapai “batas” kecepatan tertentu. (Saat ini, parasut dirancang dengan menggunakan teknik ini).
Tak sebatas itu saja “pengukuran” tentang hujan. Contoh lain misalnya, pada lapisan atmosferis tempat terjadinya hujan, temperatur bisa saja turun hingga 400oC di bawah nol. Meskipun demikian, tetesan-tetesan hujan tidak berubah menjadi partikel es. (Hal ini tentunya merupakan ancaman mematikan bagi semua makhluk hidup di muka bumi.) Alasan tidak membekunya tetesan-tetesan hujan tersebut adalah karena air yang terkandung dalam atmosfer merupakan air murni. Sebagaimana kita ketahui, bahwa air murni hampir tidak membeku pada temperatur yang sangat rendah sekalipun.

Pembentukan Hujan
Bagaimana hujan terbentuk tetap menjadi misteri bagi manusia dalam kurun waktu yang lama. Hanya setelah ditemukannya radar cuaca, barulah dapat dipahami tahapan-tahapan pembentukan hujan. Pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, “bahan mentah” hujan naik ke udara. Kemudian terkumpul menjadi awan. Akhirnya, tetesan-tetesan hujan pun muncul.
Tahapan-tahapan ini secara terperinci telah tertulis dalam Al-Qur’an berabad-abad tahun lalu sebelum informasi mengenai pembentukan hujan disampaikan:
“Allah, dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat  hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Rum, (40):48)

Sekarang, mari kita lihat pada tiga tahapan yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
Tahap Pertama: “ Allah, dialah yang mengirimkan angin…..”
Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit. Partikel-partikel ini –yang kaya akan garam– kemudian terbawa angin dan bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air (yang naik dari lautan sebagai tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan “JebakanAir”) di sekelilingnya.
Tahap  Kedua : “…..lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal…..”
Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.
Tahap Ketiga : “….lalu kamu lihat  hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun.”
Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur’an. Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini, selain itu, Al-Qur’an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya.
source: harunyahya.com

Wednesday 5 October 2011

Jaringan Informasi Lumba-Lumba vs. Internet




Temuan-temuan seorang ahli zologi telah memandu para insinyur yang membangun jaringan-jaringan rumit seperti World Wide Web dan jejaring kisi-kisi listrik ke arah baru: lumba-lumba.

David Lusseau dari Universitas Otago memelajari suatu kelompok yang terdiri atas 64 lumba-lumba hidung botol selama rentang masa tujuh tahun (David Lusseau, "The Emergent Properties of a Dolphin Social Network"). Ia menemukan di antara mereka adanya suatu tatanan sosial yang mirip dengan yang ada pada manusia dan jaringan buatan manusia. Telah matematis Lusseau diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society.

Banyak jaringan rumit, termasuk masyarakat manusia, memiliki ciri-ciri yang memungkinkan pertukaran cepat informasi di kalangan anggotanya.

Kajian oleh peneliti Selandia Baru ini menunjukkan bahwa masyarakat binatang juga tersusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan penerusan informasi secara cepat dan efisien. Makhluk-makhluk berumur panjang seperti gorila, kijang, gajah, dan lumba-lumba hidung botol bergantung pada lingkungan mereka dalam penyampaian informasi.

Dalam pengamatan-pengamatannya, Lusseau memusatkan diri pada anggota-anggota kawanan yang lebih sering tampak bersama. Ia menyadari bahwa kelompok ini terdiri sebagian besar atas betina-betina dewasa, dan mereka berfungsi sebagai pusat-pusat penyampaian informasi bagi masyarakatnya.


Untuk mengukur aliran informasi dalam sebuah sistem, cukuplah dengan melihat pada titik-titik pusat yang dilalui aliran informasi itu dan menghitung jumlah unsur yang diperlukan dalam perjalanan itu dari titik pangkal hingga titik ujung. Lusseau menggunakan teknik pengukuran ini, yang disebut dengan “diameter”. Ketika hasil-hasil yang diperolehnya menggunakan cara ini dibandingkan dengan data yang diungkapkan oleh Internet, ia mendapati dirinya berhadapan dengan kenyataan yang menakjubkan.

Lamanya penyampaian informasi bertambah ketika sejumlah besar titik yang membentuk hubungan-hubungan pada Internet dibuang. Ketika hanya 2% simpul dengan kaitan terbanyak pada Internet dikeluarkan dari sistem, diperlukan dua kali jauhnya untuk berjalan dari satu unsur ke unsur lainnya. Akan tetapi, di kalangan lumba-lumba, keadaannya berbeda.

Lusseau memantau lumba-lumba menggunakan tanda-tanda pada sirip-sirip punggung dan mengamati bahwa ketika anggota-anggota yang bertindak sebagai pusat komunikasi meninggalkan kelompoknya, masyarakat lumba-lumba menunjukkan daya tahan yang besar. Kepaduan masyarakat lumba-lumba tidak terpengaruh oleh ketiadaan anggota-anggota kunci. Daya tahan ini memungkinkan masyarakat lumba-lumba tetap terus berada dalam keadaan sehat bahkan jika sepertiga anggotanya hilang.

Sang peneliti menyatakan bahwa berkat sistem ini, jaringan dapat tetap bertahan bahkan di hadapan bencana kematian. Lebih lagi, ia berpendapat bahwa sifat-sifat ini dapat diterapkan pada jaringan buatan manusia seperti World Wide Web.

Sebagaimana kita lihat, ada penataan pada lumba-lumba yang terlindung lebih baik daripada jaringan komunikasi yang membangun Internet dan berfungsi lebih ampuh pada saat simpul-simpul utama tercerabut. Adanya ciri seperti itu pada lumba-lumba berarti bahwa aneka syarat mesti diperhitungkan. Misalnya, beberapa tahap, seperti menghitung beban yang akan ditimpakan pada titik-titik hubungan dalam rangka menata Internet dan menaksir di awal bagaimana keseluruhan jaringan akan terpengaruh jika titik-titik itu tercerabut dari sistem, dilakukan oleh para insinyur jaringan dan ini membuat informasi berjalan dalam sistem seefisien mungkin. Keberadaan para insinyur yang menghitung dan menata aliran informasi pada Internet menunjukkan adanya kecerdasan unggul yang mengatur jaringan informasi pada lumba-lumba dan banyak mahluk hidup lain sejenisnya di alam. Tidak dapat diragukan bahwa kecerdasan unggul ini adalah Allah yang Mahatahu, Mahakuasa.


Penciptaan jaringan informasi pada lumba-lumba ini adalah perwujudan dari namaNya yang Maha Pengasih. Kasih Allah diwujudkan dalam jaringan informasi ini sebagaimana berikut:

Cara makhluk-makhluk hidup seperti lumba-lumba, yang tinggal dalam perairan terbuka dan dekat dengan permukaan, berperilaku sebagai satu kelompok amatlah penting. Gaya hidup ini memberikan keuntungan dalam hal bersiaga terhadap pemangsa, maupun ketika berburu.

Berkat arus informasi yang sinambung di kalangan betina-betina dewasa di dalam kelompok, anggota-anggota lain dipasok dengan informasi tentang kedudukan mangsa dan pemangsa, yang akibatnya kelompok ini dibantu dalam berperilaku secara padu. Jika aliran informasi pada lumba-lumba ini menjadi timpang karena kehilangan satu lumba-lumba yang diakibatkan oleh pemangsa, maka larinya lumba-lumba lain akan tidak berarti, dan anggota-anggota yang tak berpeluang berkomunikasi akan terpaksa menyebar dan akhirnya menjadi santapan pemangsa-pemangsa lainnya. Akan tetapi, jaringan informasi yang diciptakan pada lumba-lumba oleh Allah tidak terputus pada saat-saat seperti itu, dan membuat para anggota kawanan bertahan hidup dengan menjaga kepaduan kelompok.

Allah mewahyukan hal berikut ini dalam salah satu ayat Al Qur'an:


وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

"Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang." (QS Asy Syu'araa 26:9)

Apakah Nyamuk Memakan Darah?




Dalam Alqur'an, Allah seringkali menyeru manusia untuk mempelajari alam dan menyaksikan "ayat-ayat" yang ada padanya. Semua makhluk hidup dan tak hidup di jagat raya ini dipenuhi "ayat" yang menunjukkan bahwa alam semesta seisinya telah diciptakan. Di samping itu alam ini adalah pencerminan dari ke-Mahakuasaan, Ilmu dan Kreasi Penciptanya. Adalah wajib bagi manusia untuk memahami ayat-ayat ini melalui akalnya, sehingga ia pun pada akhirnya menjadi hamba yang tunduk patuh di hadapan Allah.

Kendatipun semua makhluk hidup adalah ayat Allah, uniknya ada sejumlah binatang yang secara khusus disebut dalam Alqur'an. Satu diantaranya adalah nyamuk:


إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ

"Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Rabb mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik." (QS. Al-Baqarah, 2:26).

Mungkin banyak di antara kita yang menganggap nyamuk sebagai serangga yang biasa saja, atau bahkan menjengkelkan karena suka mengganggu orang tidur. Akan tetapi pernyataan: "Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu" semestinya mendorong kita untuk memikirkan keajaiban binatang yang satu ini.

Pemakan madu bunga
Anggapan banyak orang bahwa nyamuk adalah penghisap dan pemakan darah tidaklah sepenuhnya benar. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah dan bukan yang jantan. 

Di samping itu, nyamuk betina menghisap darah bukan untuk kebutuhan makan mereka. Sebab baik nyamuk jantan maupun betina, keduanya hidup dengan memakan "nectar", yakni cairan manis yang disekresikan oleh bunga tanaman (sari madu bunga). Satu-satunya alasan mengapa nyamuk betina, dan bukan jantan, menghisap darah adalah karena darah mengandung protein yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan telur nyamuk. Dengan kata lain, nyamuk betina menghisap darah untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.

Perubahan Warna
Proses perkembangan nyamuk merupakan peristiwa yang paling menakjubkan. Di bawah ini uraian singkat tentang metamorfosis nyamuk dimulai dari larva mungil melalui sejumlah fase perkembangan yang berbeda hingga pada akhirnya menjadi nyamuk dewasa.
Nyamuk betina menaruh telurnya, yang diberi makan berupa darah agar dapat tumbuh dan berkembang, pada dedaunan lembab atau kolam-kolam yang tak berair di musim panas atau gugur. Sebelumnya, nyamuk betina ini menjelajahi wilayah yang ada dengan sangat teliti menggunakan reseptornya yang sangat peka yang terletak pada perutnya. Setelah menemukan tempat yang cocok, nyamuk mulai meletakkan telur-telurnya. Telur yang panjangnya kurang dari 1 mm ini diletakkan secara teratur hingga membentuk sebuah barisan teratur. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya sedemikian hingga berbentuk seperti sebuah sampan. Beberapa koloni telur ini ada yang terdiri dari 300 buah telur.

Telur-telur yang berwarna putih ini kemudian berubah warna menjadi semakin gelap, dan dalam beberapa jam menjadi hitam legam. Warna gelap ini berfungsi untuk melindungi telur-telur tersebut agar tidak terlihat oleh serangga maupun burung pemangsa. Sejumlah larva-larva yang lain juga berubah warna, menyesuaikan dengan warna tempat di mana mereka berada, hal ini berfungsi sebagai kamuflase agar tidak mudah terlihat oleh pemangsa.

Larva-larva ini berubah warna melalui berbagai proses kimia yang terjadi pada tubuhnya. Tidak diragukan lagi bahwa telur, larva maupun nyamuk betina bukanlah yang menciptakan sendiri ataupun mengendalikan berbagai proses kimia yang mengakibatkan perubahan warna tersebut seiring dengan perjalanan metamorfosis nyamuk. Mustahil pula jika sistem yang kompleks ini terjadi dengan sendirinya. Kesimpulannya adalah nyamuk telah diciptakan secara lengkap beserta dengan sistem perkembangbiakannya sejak pertama kali ia ada. Dan Pencipta yang Maha Sempurna ini adalah Allah.

Hidup Sebagai Larva
Ketika periode inkubasi telur telah berlalu, para larva lalu keluar dari telur-telur mereka dalam waktu yang hampir bersamaan. Larva (jentik nyamuk) yang makan terus-menerus ini tumbuh sangat cepat hingga pada akhirnya kulit pembungkus tubuhnya menjadi sangat ketat dan sempit. Hal ini tidak memungkinkan tubuhnya untuk tumbuh membesar lagi. Ini pertanda bahwa mereka harus mengganti kulit. Pada tahap ini, kulit yang keras dan rapuh ini dengan mudah pecah dan mengelupas. Para larva tersebut mengalami dua kali pergantian kulit sebelum menyelesaikan periode hidup mereka sebagai larva.



Jentik nyamuk mendapatkan makanan dengan cara yang menakjubkan. Mereka membuat pusaran air kecil dalam air dengan menggunakan bagian ujung dari tubuh mereka yang ditumbuhi bulu sehingga mirip kipas. Kisaran air tersebut menyebabkan bakteri dan mikro-organisme lainnya tersedot dan masuk ke dalam mulut larva nyamuk. Proses pernapasan jentik nyamuk, yang posisinya terbalik di bawah permukaan air, terjadi melalui sebuah pipa udara yang mirip dengan "snorkel" (pipa saluran pernapasan) yang biasa digunakan oleh para penyelam. Tubuh jentik mengeluarkan cairan yang kental yang mampu mencegah air untuk memasuki lubang tempat berlangsungnya pernapasan. Sungguh, sistem pernapasan yang canggih ini tidak mungkin dibuat oleh jentik itu sendiri. Ini tidak lain adalah bukti ke-Mahakuasaan Allah dan kasih sayang-Nya pada makhluk yang mungil ini, agar dapat bernapas dengan mudah.

Saat meninggalkan kepompong
Pada tahap larva (jentik), terjadi pergantian kulit sekali lagi. Pada tahap ini, larva tersebut berpindah menuju bagian akhir dari perkembangan mereka yakni tahap kepompong (pupal stage). Ketika kulit kepompong terasa sudah sempit dan ketat, ini pertanda bagi larva untuk keluar dari kepompongnya.
Selama masa perubahan terakhir ini, larva nyamuk menghadapi tantangan yang membahayakan jiwanya, yakni masuknya air yang dapat menyumbat saluran pernapasan. Hal ini dikarenakan lubang pernapasannya, yang dihubungkan dengan pipa udara dan menyembul di atas permukaan air, akan segera ditutup. Jadi sejak penutupan ini, dan seterusnya, pernapasan tidak lagi melalui lubang tersebut, akan tetapi melalui dua pipa yang baru terbentuk di bagian depan nyamuk muda. Tidak mengherankan jika dua pipa ini muncul ke permukaan air sebelum pergantian kulit terjadi (yakni sebelum nyamuk keluar meninggalkan kepompong). Nyamuk yang berada dalam kepompong kini telah menjadi dewasa dan siap untuk keluar dan terbang. Binatang ini telah dilengkapi dengan seluruh organ dan organelnya seperti antena, kaki, dada, sayap, abdomen dan matanya yang besar.

Kemunculan nyamuk dari kepompong diawali dengan robeknya kulit kepompong di bagian atas. Resiko terbesar pada tahap ini adalah masuknya air ke dalam kepompong. Untungnya, bagian atas kepompong yang sobek tersebut dilapisi oleh cairan kental khusus yang berfungsi melindungi kepala nyamuk yang baru "lahir" ini dari bersinggungan dengan air. Masa-masa ini sangatlah kritis. Sebab tiupan angin yang sangat lembut sekalipun dapat berakibatkan kematian jika nyamuk muda tersebut jatuh ke dalam air. Nyamuk muda ini harus keluar dari kepompongnya dan memanjat ke atas permukaan air dengan kaki-kakinya sekedar menyentuh permukaan air.

Begitulah, seringkali hati kita tertutupi dari memahami kebesaran Allah pada makhluknya yang tampak kecil dan tak berarti. Kalau nyamuk yang kecil ternyata menyimpan keajaiban ciptaan Allah yang begitu besar, bagaimana dengan makhluk-Nya yang lebih besar dan lebih sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari? Wallaahu a'lam.
http://sains.artikelislami.com

Kisah Indonesia pada Masjid Pertama di Afrika Selatan


Cape Town - Di Afrika Selatan, nama Indonesia melekat pada banyak catatan sejarah. Salah satu catatan itu ada pada masjid pertama yang dibangun di Afrika Selatan (Afsel), Masjid Auwal.

Masjid ini berada di kawasan pemukiman warga muslim yang dikenal dengan nama Bo Kaap. Masih di seputar kawasan pusat Kota Cape Town. Berdiri di antara bangunan-bangunan lainnya, masjid yang dibangun sejak 1794 ini tidak terlalu mencolok. Namun proses pendiriannya justru menggambarkan kisah perjuangan yang tidak mudah.

Keberadaan masjid ini tidak lepas dari sosok Imam Abdullah Kadi Abdus Salaam (1712-1807), yang lebih dikenal dengan nama Tuan Guru. Dia merupakan keluarga bangsawan Tidore, yang kemudian karena perlawanannya selama masa perjuangan di Tidore, dibuang ke Pulau Robben, pulau penahanan yang sekarang menjadi bagian dari wilayah administrasi Cape Town, Afsel.

Biografi ringkas tentang apa yang dilakukan Tuan Guru dan bagaimana dia sampai di Cape Town, tertulis pada poster yang ditempelkan di bagian dalam masjid itu. Disebutkan, Tuan Guru lahir pada tahun 1712. Dia kemudian ditahan pada tahun 1770-an karena melakukan perlawanan terhadap Belanda, dan seterusnya dibuang ke Cape Town pada tahun 1780. Peta perjalanan pembuangan itu sendiri bisa dilihat pada prasasti yang ada di makamnya di Tana Baru, tak jauh dari lokasi pertapakan Masjid Auwal.

Nah, setelah 13 tahun masa penahanan, Tuan Guru tetap melaksanakan aktivitas dakwah. Dia mendirikan madrasah yang juga menjadi madrasah pertama di Afrika Selatan. Syiar Islam yang dilakukan Tuan Guru merupakan upaya melanjutkan apa yang telah dimulai penyebar agama Islam pertama di Afsel yakni Syech Yusuf, ulama asal Makassar yang juga dibuang Belanda ke Cape Town.

Seiring dengan berkembangnya pemeluk Islam di Afrika Selatan, maka dibutuhkan masjid untuk melaksanakan salat Jumat maupun aktivitas dakwah lainnya. Sayangnya permohonan izin membangun masjid yang disampaikan kepada pemerintahan kolonial Belanda di Afsel ternyata ditolak. Namun Tuan Guru tidak mudah menyerah. Dia kemudian menggelar salat Jumat di jalanan kota, dan kemudian tercatat sebagai salat jumat pertama di Afrika Selatan.

Menyusul perjanjian Belanda dan Inggris dalam tukar-menukar wilayah jajahan, maka Afsel berada di bawah kendali kolonial Inggris. Permohonan pembangunan masjid kembali diajukan, dan kali ini disetujui. Jadilah masjid itu kemudian menjadi masjid pertama di Afsel dan dinamakan Auwal, bahasa Arab yang bermakna awal dalam bahasa Indonesia.

Konstruksi bangunan lama masjid yang dibangun Tuan Guru itu kini sudah tidak ada lagi. Berganti dengan bangunan petak berlantai dua yang berimpit dinding dengan bangunan-bangunan lain di sampingnya. Satu prasasti batu pualam di bagian atas pintu masuk, menjelaskan usia masjid tersebut.

Interior masjid sangat sederhana. Mimbar masjid yang terbuat dari kayu membuat suasana di dalam masjid sangat menyenangkan untuk dilihat, kontras dengan cahaya yang berpendar dari lampu di dinding masjid yang juga menerangi kaligrafi-kaligrafi. Tongkat berusia 196 tahun yang ada di dekat mimbar, masih dipergunakan khatib saat khutbah Jumat sampai sekarang.

Kendati masjid yang sederhana, tetapi statusnya sebagai masjid pertama di Afsel membuat masjid ini ramai dikunjungi. Catatan sejarahnya juga membuat Masjid Auwal kerap dikunjungi warga negara Indonesia yang kebetulan berada di Cape Town. Masjid ini menjadi salah satu tempat membanggakan bagi warga negara Indonesia.
www.detiknews.com