Monday, 20 December 2010

TEKNIK PENYAJIAN BAHAN AJAR MATEMATIKA


ilustrasi
Agar hasil belajar siswa baik dan meningkatkan efektifitas pembelajaran matematika menurut Al. Krismanto (2003) ada beberapa teknik penyajian bahan ajar Matematika. Antara lain:

a. Teknik Menjelaskan
Menjelaskan merupakan salah satu bagian penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Karena teknik ini sangat perlu dikuasai guru, namun dengan guru senantiasa membatasi diri agar tidak terjebak ke ceramah murni yang menghilangkan peranan siswa kecuali hanya mendengarkan atau bahkan hanya mendengarkan yang dikemukakan guru.

b. Teknik Bertanya
Ada pepatah dalam pengajaran: “Question is the heart of the teaching”, artinya “Pertanyaan adalah jantungnya pengajaran”. Dengan demikian, pengajaran tanpa bertanya adalah pengajaran yang gersang. Untuk menggunakan tanya jawab, perlu diketahui tujuan mengajukan pertanyaan, jenis dan tingkat pertanyaan, serta teknik mengajukan pertanyaan.

c. Diskusi
Teknik diskusi perlu dikembangkan sebagai salah satu bentuk kegiatan yang menunjang pada keterampilan hidup (life skill) yang berkaitan dengan kemempuan umum yang harus dimiliki setiap warga masyarakat, karena life skill itu lebih berfokus pada pengembangan kemampuan siswa untuk bersosialisasi, berinteraksi sosial, dan keterampilan-keterampilan hidup lainnya dalam masyarakat.

d. Penemuan Terbimbing
Dalam menggunakan metode penemuan terbimbing, peranan guru adalah menyatakan persoalan, kemudian membimbing siswa untuk menemukan penyelesaian dari persoalan itu dengan perintah-perintah atau dengan lembar kerja. Siswa mengikuti petunjuk dan menemukan sendiri penyelesaiannya. Penemuan terbimbing biasanya dilakukan dengan bahan yang dikembangkan pembelajarannya secara induktif. Guru harus yakin benar bahwa bahan yang ditemukan sungguh secara matematis dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

e. Pemecahan Masalah
Sebagian besar ahli pendidikan matematika mengatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka menyatakan juga bahwa tidak semua pernyataan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui oleh pelaku.

f. Model Investigasi
Pada investigasi, siswa bekerja secara bebas, individual atau berkelompok. Guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan dorongan siswa untuk dapat mengungkapkan pendapat/pemikiran mereka serta menggunakan pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi yang baru. Sikap dan kemauan siswa dalam menggunakan pendekatan investigasi tidak terlepas dari kegemaran siswa akan matematika, pemahaman siswa tentang kegunaan matematika, dan keberanian siswa untuk membentuk sendiri pengetahuan matematika mereka.

g. Demonstrasi/Peragaan
Guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu model atau suatu proses. Teknik ini hanya efektif bila digunakan hanya sebagai bagian dari kegiatan lain yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Demonstrasi digunakan utamanya bila alatnya cukup “membahayakan” siswa atau karena keterbatasan banyaknya alat. Namun ukuran bahan atau alat demonstrasi seharusnya memungkinkan siswa untuk melihat yang didemonstrasikan.

h. Eksperimen/ Kerja Praktik dan Hands On Mathematics
Siswa melakukan percobaan (eksperimen) dengan alat secara individual atau kelompok. Teknik ini sama dengan demonstrasi, perbedaannya adalah bahwa dalam hal ini siswa lebih aktif dan diharapkan mereka menemukan berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran baik kognitif, psikomotorik, maupun afektif.
Kegiatan lain yang melibatkan kegiatan praktik atau eksperimen adalah yang dikenal Hands on Mathematics (matematika dengan sentuhan tangan atau mengutak-atik obyek dengan tangan). Hands on Mathematics ini merupakan kegiatan pengalaman belajar dalam rangka penemuan konsep atau prinsip matematika melalui kegiatan eksplorasi, investigasi, dan konklusi yang melibatkan aktivitas fisik, mental dan emosional.

i. Model Proyek atau Matematika di luar Kelas (Outdoor Mathematics)
Beberapa skill dalam matematika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kegiatan yang berkaitan dengan statistik. Kegiatan ini dilakukan diluar kelas, dan sebaiknya didalam kelompok. Siswa hanya diberikan tugas dan siswa sendiri yang membuat perencanaannya dan melakukan pekerjaannya, serta membuat laporannya secara tertulis. Yang berkaitan dengan statistik ini dapat dilakukan di tepi jalan dekat sekolah mereka misalnya untuk menghitung banyaknya kendaraan yang lewat kaitannya dengan jenis atau perbedaan kurun waktunya.Hal ini dilakukan bukan hanya yang berkaitan dengan statistik, tetapi misalnya dengan pengukuran: tinggi gedung, tinggi pohon, perkiraan luas suatu daerah dan sebagainya yang berkaitan dengan trigonometri.

No comments:

Post a Comment